SAMPAH

| Senin, 12 Januari 2009

Sampah merupakan
material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak.
Sampah dapat berada pada setiap
fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan
limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi

Berdasarkan sifatnya
Sampah organik - dapat diurai (degradable)
Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)

1.Sampah alam
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses
daur ulang alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman.
2.Sampah manusia

Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti
feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.
3.Sampah Konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.
Limbah radioaktif
Sampah
nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidupdan juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktifitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang masih dilakukan).

Sampah dan daur ulang


○Tata cara pembuangan sampah rumah tangga
Umumnya kantor pemerintah kota akan mengangkut sampah rumah tangga. Mengenai cara pembagian sampah dan cara pembuangan sampah berbeda tergantung dari tiap-tiap daerah.
Tanyakan pula pada para tetangga atau pada kantor pemerintah kota mengenai tempat, jam dan tanggal pengangkutan sampah yang biasanya sudah ditentukan. Buanglah sampah Anda sesuai dengan tata cara dan hari yang telah ditentukan.


○Pembagian sampah rumah tangga biasa
Tata cara pembagian sampah berbeda tergantung dari tiap-tiap daerah. Ada daerah yang membagi sampah antara yang mudah terbakar dengan yang tidak mudah terbakar, dan ada juga daerah yang tidak membaginya seperti itu.
Ada daerah yang membagi sampah dengan membedakannya dari jenis kotak sampah, atau juga dengan hari pengangkutan sampah yang tergantung dari jenis sampah.
Tanyakan pula pada para tetangga atau kantor pemerintah kota mengenai cara pembagian sampah ini. Buanglah sampah sesuai dengan cara pembagian sampah yang telah ditentukan oleh daerah tersebut.


○Tata cara pembagian sampah yang termasuk kategori sampah besar
Tata cara pengangkutan sampah besar seperti peralatan listrik dan mebel berbeda di tiap-tiap daerah. Alat pengatur udara, TV, kulkas dan mesin cuci tidak termasuk dalam kategori ini.
Ada beberapa daerah yang sudah menentukan hari untuk melakukan pengangkutan sampah besar, sehingga Anda perlu memgadakan pemberitahuan terlebih dahulu. Ada pula daerah yang memerlukan prosedur untuk mengangkut sampah besar ( ditambah ongkos angkut ).
Tanyakan pada para tetangga atau kantor pemerintah kota mengenai hal ini.


○Alat pengatur udara, TV, kulkas, dan mesin cuci bekas
Peralatan besar seperti TV, pengatur udara, kulkas dan mesin cuci tidak akan dihitung sebagai kategori sampah berukuran besar. Anda dapat meminta toko dimana Anda membeli barang-barang tersebut, atau toko barang-barang bekas untuk mendaur ulang barang yang telah Anda buang. Anda juga harus mengeluarkan biaya daur ulang dan biaya pengangkutan barang.
Akan tetapi, Anda tetap perlu menanyakan pada pihak kantor pemerintah kota mengenai hal ini untuk mencegah jika terjadi penolakan dari pihak toko untuk mendaur ulang barang-barang Anda.


○Mengumpulkan barang-barang yang bisa disumberdayakan untuk digunakan kembali
Ada beberapa daerah yang membagi sampah umum dan sampah yang bisa disumberdayakan untuk dipakai lagi. Sampah-sampah seperti koran bekas atau majalah bekas, kaleng atau botol akan dikumpulkan untuk dipakai lagi.
Tanyakan pada para tetangga atau kantor pemerintah kota mengenai cara pembuangan sampah-sampah tersebut.


※Catatan 1 Keadaan tempat pendaftaran, tata cara pendaftaran, jenis layanan dan namanya berbeda di tiap-tiap daerah.
Tanyakan ke kantor pemerintah kota dan konsultasikan dengan pihak penerjemah yang dapat berkomunikasi dalam bahasa jepang yang lebih baik



Potensi Sampah Kota Sebagai Sumber Bahan Organik
September 25, 2007 — La An
Sampah rumah tangga merupakan sumber yang potensial untuk dijadikan sumber bahan organik dan sampah rumah tangga yang terakumulasi dalam sampah kota sangat banyak. Sampah kota sangat menggagu pemandangan serta merupakan salah satu sumber pencemaran udara dan air, sumber penyakit serta mengganggu nilai estetika, dengan keadaan ini salah satu alternatif untuk mengurangi sampah kota adalah dengan cara memanfaatkannya sebagai sumber bahan organik tanah dalam meningkatkan produktivitas pertanian.
Sampah kota merupakan bahan organik dengan komposisi bahan yang sangat beragam antara lain dengan adanya kontaminasi bahan anorganik (gelas, plastik, logam) dan dengan nisbah C/N ratio yang cukup tinggi pula serta mengandung mikroba seperti bakteri, fungi, actinomycetes dan aptogen (Suntoro, 2003).



Menurut Damanhuri (2002) bahwa 70% sampah padat kota di Indonesia merupakan sampah organik, 28% sampah anorganik dan hanya 2% dalam kategori sampah berbahaya. Dari 70% sampah organik sekitar 54% (38% dari total samapah) bersifat mudah didegradasi dan potensial untuk dikomposkan. TPS Tlogomas Malang produksi sampahnya sekitar 960 kg per hari dan sekitar 60 kg sampah organik yg bisa digunakan utk pembuatan kompos (Mustikaningrum dan Wahyuni, 2003)
Pada tahun 1995 setiap penduduk indonesia menghasilkan sampah rata2 0.8 kg/kapita per hari dan pada tahun 2020 nanti dperkirakan akan meningkat 2.1 kg/kapita per hari. Berdasarkan tabel dibawah (Damanhuri, 2002), kita bisa melihat jumlah sampah yg dihasilkan beberapa kota di Indonesia pada tahun 1997.

Pemanfaatan sampah kota sebagai sumber bahan organik tanah sangat tergantung dari jenis sampah yg dihasil yang berhubungan dengan proses pelapukan sampah sebagai sumber pembuatan kompos. Pelapukan bahan organik sangat tergantung dari nilai nisbah C/N, semakin tinggi nisbah C/N maka akan semakin sulit bahan tersebut melapuk. Menurut Tisdale dan Nelson (1975) semua bahan organik dengan nisbah Carbon-Nitrogen (C/N) kurang dari 20 lebih cepat melepas nitrogen kedalam tanah sehingga lebih cepat terdekomposisi sedangkan bila nisbah C/N lebih dari 30 lebih susah terdekomposisi karena tertahannya Nitrogen. Selain itu komposisi sampah yag dilihat dari segi kandungan bahan seperti glukosa, lignin, lilin dan lain-lain juga berpengaruh dalam proses pengomposan. Menurut Mujiati, dkk (1989) Glukosa dan sejenisnya lebih mudah terurai dari pada lignin dan lilin.
Menurut Mustikaningrum dan Wahyuni (2003) dari total sampah kota organik, sekitar 60% merupakan sayur-sayuran dan 40% merupakan daun-daunan, kulit buah-buahan dan sisa makanan. Dengan tingginya komposisi sayur-sayuran ini dalam kandungan sampah justru menguntungkan dalam proses pengomposan karena bahan-bahan yang berupa sayur-sayuran mempunyai nisbah C/N rasio yang rendah seperti yang terlihat pada tabel di bawah (Siswati, 2002; Indriati, 2002; Purwatiningsih, 2002; Pujiwati, 2002)
Sayuran C/N
Kubis 10
Lobak 9
K. Panjang 10
Buncis 8
Kentang 8
Terung 7
Apel
Turi


Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik (Modifikasi dari J.H. Crawford, 2003). Sedangkan pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, mengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan. Sampah terdiri dari dua bagian, yaitu bagian organik dan anorganik. Rata-rata persentase bahan organik
sampah mencapai ±80%, sehingga pengomposan merupakan alternatif penanganan yang sesuai.

Tidak ada komentar: